Minggu, 15 Maret 2020

Menyambut Ramadhan di tengah "lockdown"

Bismillahirrahmanirrahim ...
Ramadan, 
Ramadan ... Ramadan, Ramadan ... Yaa Habiibi ....
 
Dalam hitungan hari, kita akan menyambut Ramadan. Bulan suci penuh berkah yang selalu dinanti setiap muslim. Bulan penuh ampunan dan penuh berkah bagi siapapun yang bergembira atas kedatangannya. 

Ramadan kali ini, sama seperti Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, kita tidak banyak beraktivitas di luar rumah dikarenakan adanya virus yang menjadi perhatian dunia beberapa bulan terakhir ini. Kita disarankan tetap melakukan aktivitas seperti biasa, hanya saja ruang gerak dibatasi, demi menolak penyebarannya. 

Tidak menutup kemungkinan adanya rasa jenuh, bosan, bahkan depresi dalam situasi seperti ini. Kegiatan sekolah dilakukan di rumah dengan beberapa tugas yang berganti setiap hari, kegiatan rumah yang masih tetap harus dilakukan, pengeluaran yang semakin banyak, sedangkan pemasukan sudah tidak seperti sebelumnya, bahkan bisa dibilang tidak ada karena harus dirumahkan yang entah sampai kapan. 

Namun, semua pasti ada hikmah. Jika kita perhatikan, hubungan keluarga menjadi lebih dekat dengan banyaknya interaksi, timbul rasa saling menjaga dan menolong sesama, tumbuh empati pada orang lain sehingga turut berbagi, tumbuh kreativitas dalam diri untuk mempelajari dan mencoba berbagai resep olahan makanan maupun karya yang dapat menghasilkan. Sungguh, tidak ada yang sia-sia pada ciptaanNya. 

Menyambut Ramadan kali ini, tentu kita bersuka cita atas kedatangannya. Fisik dan mental dipersiapkan, jadwal kegiatan yang bermanfaat telah diagendakan, asupan gizi dan bahan makanan InsyaAllah dicukupkan, karena kita tidak mau menyia-nyiakan untuk berlomba dalam kebaikan. Berpuasa, membaca Alquran, bersedekah, menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa, mengikuti kajian lewat daring, dan tentunya menghidupkan literasi yang salah satunya dengan mengikuti "Ramadan Write Challenge" yang sangat bermanfaat. 

Berbicara mengenai "Covid 19", dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah mengajarkan pada umatnya suatu doa. Karena pada masa sahabat, pernah terjadi pula suatu wabah yang banyak menyebabkan kematian. 

Doa pencegah virus
Dalam kesempitan, manusia diberikan harapan. Dan dalam kelapangan, manusia diberikan pula rasa ketakutan. Inilah hidup. Kehidupan yang hanya sementara ini, manusia mengalami "Raja' dan Khauf" yang artinya manusia selamanya memiliki harapan dan juga ketakutan.

Berharap akan kebaikan dan terkadang ketakutan pada kehilangan. Kondisi yang demikian inilah Tuhan ajarkan pada manusia agar ia tidak lalai bahkan terlena pada kesenangan sementa. Tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi satu menit kedepan, satu jam, esok hari, lusa, bahkan tahun depan. Dengan tetap berbuat baik, waspada, dan yakin bahwa alam akan mengamini mereka yang memiliki harapan.

Diceritakan, bahwa suatu ketika menyebar virus yang mematikan pada zaman para sahabat, namun ada salah satu sahabat yang tidak tertular oleh penyakit mematikan itu. Kemudian teman-temannya menanyakan adakah suatu hal yang ia lakukan hingga kebal terhadap virus tersebut? Maka ia dengan tersenyum menjawab "segala sesuatu ada penciptanya. Dan aku meminta pada pencipta virus itu supaya tubuhku kebal terhadapnya dengan banyak membaca doa, dan alam mengamininya."

Inti dari kisah tersebut adalah, segala sesuatu memang harus diwaspadai, namun kembali pada Sang Khaliq dengan keyakinan yang sesungguhnya adalah mutlak harus dilakukan. Selamat menyambut Ramadan ... Kita sehat, kuat, dan sukses menjalani puasa Ramadan.


Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....