Sabtu, 04 Juli 2020

Semeleh, Sumeh.

"Nduk, hatinya di tata. Semeleh, takdir itu tidak ada yang bisa nebak. Bapak ibu cuma pingin kamu mendapatkan yang terbaik". Berulang kali ibu bertutur semacam itu, aku hanya diam dan sesekali mengusap air mata yang terus saja memberontak dari kornea. 

Aku tidak mengenalnya, calonku. Kami hanya bertemu sekali saat hari raya, itupun berserta keluarga. Kedua keluarga telah menentukan hari pernikahan. Dan aku? Ah, ingin saja semua yang terjadi ini hanya bunga tidur yang segera berlalu saat aku bangun nanti. Tapi tidak, ini benar-benar nyata dan aku harus melaluinya.

Saat ada kesempatan untuk saling berbicara dengan laki-laki, calonku itu, aku menanyakan kenapa dia menerima perjodohan ini. Bukankah laki-laki bisa menolak? Bisa memilih sesuai keinginannya sendiri? Ya, laki-laki dianggap bisa melakukan hal itu, dan  semuanya wajar. Perempuan pun bisa, namun pasti ada anggapan "dia anak durhaka" karena memang selama masih dalam pengawasan orang tua, merekalah  yang bertanggungjawab atas pilihan jodoh anak perempuannya, meski tidak semua orang tua seperti ini. Dan tahukah kalian? Jawaban laki-laki itu hanya satu kata, takdir. Dia meyakini takdir itu ada dan benar adanya.

Hari pernikahan pun tiba. Dan aku masih mengira ada kejadian yang tak terduga, seperti sinetron di televisi misal. Mungkin pihak laki-lakitlaki-laki bersedia melanjutkan upacara sakral ini karena dia punya wanita pilihannya sendiri, atau tiba- tiba datang sosok wanita yang meminta pertanggung jawaban atas kehamilannya, atau bahkan dia melarikan diri ke kota lain.

Semua itu hanya khayalanku belaka. Dia benar-benar datang dengan setelan jas hitam yang membuatku cukup terpukau. Ah, betapa lemahnya hatiku ini. Saat prosesi akad pun aku terharu hingga menitikkan air mata, nyatakah ini semua? Dan saat tangan kanannya kucium, sedang tangan kirinya di atas kepalaku merapal doa, aku rasa, aku mulai jatuh cinta padanya.

Takdir seperti halnya aorora, sangat cantik saat ia benar-benar datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....