Sabtu, 28 September 2019

Tantangan ke-3

Nenek moyang mengajarkanku bahwa wanita adalah wani tapa, berani bertapa.
Judul Buku : Hati Suhita
Penulis        : Khilma Anis
Penerbit      : Telaga Aksara
Cetakan XII: Mei 2019
Halaman    : 405
ISBN            : 978-602-51017-4-8
Sinopsis      :
Dalam lingkup keluarga kepesantrenan yang berkutat pada ilmu agama, kedisiplinan, kepiawaian dalam mengurus ribuan santri, atau hadir di podium undangan masyarakat dengan fasilitas lengkap dan gelar terhormat dalam keluarganya ditolak mentah-mentah oleh seorang putra tunggal Kiai besar pesantren Al-Anwar, Raihan Al-Birruni, atau dikenal dengan Gus Birru. Ia memilih menyukai buku-buku filsafat barat, menghimpun pergerakan mahasiswa, mendirikan penerbitan, bahkan membuka cafe yang kesemuanya tentu berseberangan dengan keinginan Abahnya.

Maka sejak memasuki jenjang sekolah menengah (Mts), Gus Birru telah dikenalkan oleh kedua orangtuanya dengan seorang wanita yang bakal menjadi pendamping hidupnya, putri dari teman keduanya yang juga merupakan Kiai besar.
Alina Suhita. Perempuan dari trah darah biru pesantren dengan moyang pelestari ajaran Jawa. Ia mengenal dan menyayangi orangtua Gus Birru melebihi orang tua kandungnya.

Gus Birru menerima perjodohan itu karena Ummiknya. Di belakang mereka, keduanya saling diam, cuek, bahkan Alina tidak pernah sekalipun disentuhnya. Keduanya hidup dalam sandiwara pernikahan. Karena bagi Gus Birru, masih ada sosok yang bertahta dalam hatinya, Ratna Rengganis. Sosok yang aktif berorganisasi, pandai berjejaring, cantik, dan aktif dalam kepenulisan. Keduanya sangat dekat saat masih aktif di dunia pergerakan mahasiswa, bahkan Rengganislah yang mengusulkan mendirikan sebuah cafe.

Karena gejolak yang dialami Suhita, hampir saja ia menyerah. Namun ada sosok yang selalu datang menguatkannya, Kang Darma. Ia memahami dan menyayangi Suhita sejak masih menjadi santrinya di Pesantren. Dan keduanya memiliki perasaan satu sama lain meski tak pernah diungkapkan karena menjaga muruah atau jatidiri seorang santri.

Akankah Suhita berterusterang tentang perasaannya pada Kang Darma?..
Atau Suhita tetap memperjuangkan pernikahannya? πŸ’–
Kehidupan seorang "Santri" di buku ini, digambarkan sangat menjunjung tinggi nilai akhlak dan moral sebagaimana diajarkan oleh leluhur serta agama yang sesungguhnya dengan digambarkan pada perwatakan tokoh pewayangan seperti Arjuna, Yudistira, Bima, Srikandi, Banowari, Dewi Arumbi, Ekalaya, dan masih banyak lagi, lengkap dengan kisah dan pelajaran yang dapat kita ambil.

Sambil baca, nikmati lagunya ya...


Kelebihan :
Buku ini sangat menarik kawan... Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Baik tentang kesabaran Suhita, kepatuhan Gus Birru, keteladanan Kang Darma, kesetiaan Aruna, keikhlasan Rengganis, dan kepedulian Abah dan Ummik tentunya. Semua tokoh memiliki karakter kuat dan semuanya memiliki sikap yang menggambarkan filosofi Jawa, "Mikul dhuwur mendem jero". Dan tentunya pembaca akan disuguhkan dengan berbagai kekayaan leluhur Jawa, baik nasihat-nasihat bijaknya lewat tokoh pewayangan, maupun lokasi bersejarah yang memiliki keunikan dan kisah tersendiri yang jarang kita temui di buku manapun, meski saat masih di bangku sekolah dulu.

Kekurangan :
~sangat tebal, tetapi sekali baca, pasti ketagihan untuk menuntaskannya 😊
~tidak ada ilustrasi, pembaca dibebaskan untuk berimajinasi setinggi-tingginya.
~banyaknya kosa kata berbahasa Jawa. Tetapi sudah dilengkapi dengan glosarium. Meski ada satu dua yang belum tercantum.
~cover sampul yang biasa, namun tetap menyimpan daya tarik tersendiri.
~ada beberapa kejanggalan, seperti kendaraan yang dipakai terlalu waw, tetapi masih tetap diterima.


πŸ˜ŠπŸ™ bingung apa kelemahannya. Karena bagi saya yang kurang suka membaca, Suhita ini punya magnet yang kuat dalam setiap kalimatnya, hingga saya mampu menuntaskannya dalam 2 hari setelah ratusan purnama tidak pernah membaca, apalagi menuntaskan satu novel. πŸ˜ŠπŸ™

Selamat menikmati .... πŸ˜ŠπŸ™

10 komentar:

  1. Salah satu buku yang serpertinya nggk akan saya baca πŸ˜…

    BalasHapus
  2. Rugiii besaaar ... πŸ€£πŸ˜‚pokokna mah nggak mungkin kuat pyn cak. Gak mungkin .... πŸ˜‚

    BalasHapus
  3. Kok, aku lebih fokus ke bait akhir yak hehehehe "setelah ratusan purnama tidak pernah membaca"🀣

    BalasHapus
    Balasan
    1. πŸ˜‚πŸ€£kejem deh ... Maklum kan emak-emak 😊

      Hapus
  4. Pengen baca tp ada yang sofnya nggak, Ka ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada beberapa link kak edel, tp dimana ya ... Tunggu film nya aja yuk, InsyaAllah segera rilis πŸ˜ŠπŸ™

      Hapus
  5. Tebalnya... πŸ˜…
    Ratusan purnama berapa tahun yak?

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. 🀣😁tak kirim ... Asal jangan lupa tf ya πŸ€£πŸ˜‚

      Hapus

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....