Jumat, 20 September 2019

Gema II

Aku, Kamu

Libur kuliah sebentar lagi tiba. Gak nanggung-nanggung liburnya dua bulan penuh loo. Satu bulan biasanya diisi dengan libur dan kegiatan ekstra kampus, satu bulan setelahnya khusus untuk pemrograman. Setiap mahasiswa baru akan dikumpulkan di ruang Gema atau Gedung Mahasiswa, untuk mendapatkan seminar pengenalan kampus dan mereka telah diprogramkan alias mendapatkan paket jadwal kuliah untuk satu semester.

Lain halnya untuk semester dua dan seterusnya, mereka harus bejibaku dengan laptop atau pergi ke warnet untuk melakukan pemrograman online dengan memilih mata kuliah, dosen pengampu, jam kuliah, serta kelas yang sesuai dengan keinginan mereka.

Jika beruntung, mereka mendapatkan dosen dan jadwal yang sesuai keinginan hati. Jika kurang beruntung, mereka harus mengulang membuat jadwal dengan pilihan dosen lain, agar tidak ada benturan jadwal dengan mata kuliah lain. Tak ayal waktu satu bulan dirasa masih kurang untuk mengurus hal semacam ini.

Riuh rendah suara obrolan mahasiswa yang melewati Gema,
"Asik nih, sebentar lagi libur panjang. Aku mau jalan-jalan dan cari baju ke Wonokromo (nama salah satu pasar), mau ikut ta?"  Suara salah satu gadis.
"Gak ah, aku harus pulang. Ibuku sudah telepon kemarin." Jawab gadis satunya.
" Kalau aku mau ikut teman ke pondoknya, seru kayae." Gadis lain menimpali.
"Yaudahlah, penting kita pemrograman bareng ya."
Lalu mereka tertawa dan berpisah menuju kelas masing-masing.

Setelah dosen menyelesaikan materi, beliau beranjak keluar kelas sambil mengatakan,
"Silakan cari kelompok masing-masing. Minimal dua orang ya. Tugas nanti dikirim lewat email."
Lalu semua mahasiswa beranjak mencari teman untuk tugas kelompak.

 Nampak seorang gadis berjilbab abu bermotif bunga, berdiri memegang buku absen seolah berusaha mencari sesuatu. Tiba-tiba dari arah belakang ...
"Mbak, ini lo namaku." Lelaki jangkung itu menunjuk sebuah nama dalam buku absen. Tertulis nama yang simpel dan mudah sekali untuk diingat, "BINTANG."
Gadis itu tersenyum. Belum sempat ia menjawab,
"Ayo kita satu kelompok ya, boleh minta nomor gawainya?"
Seakan tersihir dengan gaya lelaki di hadapannya yang nampak sederhana namun terbuka. Gadis itu mengambil gawai dalam tas selempang dan memberikan nomornya.

"Besok saya hubungi ya, Mbak."
 Lelaki itu berlalu dengan senyum simpul dan melambaikan tangan.
Membuat sang gadis tak bergeming, terpana. Jantungnya berdegup keras, panas dingin di sekujur tubuh, dan kaki terasa berat untuk melangkah. Sampai datang teman perempuannya dari kelas lain menghampiri,
"Hai, ayo pulang. Ada apa kok bengong?"
"Ah, tidak ada apa-apa. Ayo pulang." Ia tersenyum memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Oh, Tuhan ... Apakah ini?...

@to be continue@




10 komentar:

  1. Wonokromo ... aku pernah kesana buat beli kursi ...

    BalasHapus
  2. Bakal cinloklah mereka 😍💪
    Lanjut mbak

    BalasHapus
  3. bagus. numpang ngeramein aja dulu ya.. hehe
    .
    .
    Arsilogi.id :)

    BalasHapus
  4. Oh tuhan, ku cinta diaa,....bersama bintaaaaanngggg (ANJI MODE: ON)

    BalasHapus
  5. Oh ini kah cinta ... Cinta pada temu pertama ... (terus ambil sisir buat mik n' berdiri di dpn cermin ....)








    say tulisan ini bagus, pilihan diksimu sederhana tapi mengalir, jadi enak bacanya, cuman ada tanda baca yg harus ada di sebuah dialog.


    Maaf klo aq lancang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Arigatou .. Makasih sekali kak, aku kan belajar lagi

      Hapus
  6. Suka cengigisan sendiri kalau baca tentang cinta 😆😆

    BalasHapus

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....