Rabu, 18 September 2019

Ai Laf Yuu

Alif fathah, Ya' sukun, dibaca ...
Lam fathah, Fa' sukun, dibaca ... 
Ya' dhomah, Wawu sukun, dibaca ... 

Candaan menggunakan huruf hijaiyah yang satu ini sering diucapkan santri putra pada santri putri.  Meski sekedar kelakar, hal itu tetap terlarang dan terdapat hukuman jika ketahuan oleh salah satu ustadnya selama masih dalam lingkup pesantren.

Kenapa? Karena di dalam Pesantren, yang paling ditekankan adalah tentang budi pekerti atau akhlak. Meskipun ada yang menggabungkan santri putra dan santri putri dalam satu kelas, tetap ada peraturan yang mengikat. Atau batasan yang tidak boleh dilanggar keduanya, seperti mengobrol berduaan, mengirim surat atau benda, mengutarakan perasaan, atau lainnya. Dan siapapun yang melanggar, harus bersiap menerima hukuman sesuai yang telah ditetapkan.

Santri, pada dasarnya sama seperti murid-murid di sekolah lain. Bedanya, mereka di asramakan dengan beberapa peraturan yang mengikat. Adapun ujian yang pasti dilalui oleh para santri adalah;

1. Penyakit Gatal.
Dalam hal ini, gatal bisa bermacam-macam. Bisa gatal karena gudik atau penyakit kulit, bisa juga gatal karena kutu di kepala.

2. Ghosob/mengambil tanpa izin.
Banyaknya santri terkadang menimbulkan beberapa masalah, seperti "kehilangan". 
Ghosob artinya meminjam tanpa izin terlebih dahulu, sehingga pemiliknya tidak mengetahui dimana barangnya.  Ada kalanya barang yang hilang itu kembali, tetapi banyak pula yang hilang, entah kemana. Disinilah santri diuji untuk bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan barang-barang miliknya.

3. Pacaran/menyukai lawan jenis.
Menyukai lawan jenis itu memang fitrah. Namun selama masih dalam Pesantren, mereka dilarang berpacaran, karena bertentangan dengan akhlak yang diajarkan. Selain itu, hubungan lawan jenis yang belum sah, bisa menimbulkan banyak fitnah dan menjadikan pikiran terkuras oleh hal-hal yang tidak bermanfaat.

Siapapun yang dapat melalui tiga jenis ujian dalam kehidupan Pesantren, maka titel "SANTRI" berhak mereka sandang sampai akhir pembelajaran di Pesantren. Tentunya dengan beberapa kreteria yang harus dimiliki setiap santri; pintar, dermawan, sabar, ada modal/biaya, ada gurunya, dan ditempuh dalam kurun waktu yang panjang.

Hidup SANTRI๐Ÿ’ช๐Ÿ˜„

*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*







11 komentar:

  1. Aku sudah dapar gelar santri dong hehehehe bagus2, lanjutin kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. ๐Ÿ˜„๐Ÿ‘๐Ÿค—terimakasih kak udah main kesini

      Hapus
  2. Iya. Jadi kenapa ya, yang tinggal di pondok kadang suka kena penyakit gatal? Kaya ponakanku juga gitu๐Ÿ˜Š. Semangat, Kak๐Ÿ˜๐Ÿ’ช

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karna itu tanda alias "cap" santri ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜…. Ya karena memang hidup bersama dg banyak orang

      Hapus
  3. Pengen jd santri gk kesampaian ๐Ÿ˜”

    BalasHapus
    Balasan
    1. Besok pasti nyantri d rumah mertua ๐Ÿค—๐Ÿ’ช๐Ÿ˜„

      Hapus
  4. Prngin nyantri tapi gak keturutan ๐Ÿ˜ข

    BalasHapus

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....