Rabu, 27 November 2019

Kelahiran Rasulullah SAW (part 2)

Jiwa yang Tergadai.

Tahukah kalian siapa beliau? Mengapa jiwanya tergadai?
Yup. Kali ini kita akan membahas tentang ayah Rasulullah SAW. Siapa lagi kalau bukan "Abdullah". Kakek moyang dari Nabi kita adalah Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau seorang pemuka masyarakat yang hidup berkecukupan karena pandai berdagang.

Suatu ketika ia mengatakan, "Wahai penduduk Makkah, aku membagi perjalanan kalian menurut musim. Jika musim dingin tiba, pergilah berdagang ke Yaman yang hangat. Jika musim panas, giliran kalian ke Syam yang sejuk." Di bawah pimpinannya, Makkah menjadi pusat perdagangan yang sangat maju. Ia menikah dengan seorang wanita dari Yatsrib dan memiliki seorang putra bernama "Syaibah". Namun sebelum sempat menyaksikan putranya lahir ke dunia, ia telah meninggal dunia.

Kekuasaan dilanjutkan oleh adiknya, Al-Muthalib. Suatu ketika, Al-Mutahlib menjemput Syaibah (keponakannya) untuk dibawa ke Makkah. Karena Syaibah dibonceng duduk di belakangnya, orang-orang memanggilnya "Abdul Muthalib" sampai akhirnya ia dipercayai juga memimpin Mekkah.

Suatu ketika, Abdul Muthalib bernazar (janji) jika ia memiliki sepuluh anak laki-laki yang kuat, ia akan mengorbankan salah satunya untuk berhala. Ternyata ia benar-benar memiliki sepuluh anak laki-laki dan pilihan untuk nadzar itu jatuh pada Abdullah, si bungsu yang sangat dicintainya.

Karena tidak mungkin mengorbankan buah hatinya, Abdul Muthalib mengganti nadzar tersebut dengan tebusan berupa penyembelihan 100 unta dan dibagikan kepada seluruh masyarakat Makkah. Abdullah pun tumbuh menjadi pemuda yang sangat rupawan. Dan ia menikah dengan perempuan yang paling baik keturunan serta kedudukannya di kalangan suku Quraisy, Aminah binti Wahb. Kelak, dari kedua orang inilah terlahir manusia pilihan, Nabi Muhammad SAW.


Nganjuk, 27 Nopember 2019




3 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....