Sabtu, 23 November 2019

Usia berapakah anak masuk Pesantren?

Kehidupan Anak Jaman Naw

Beberapa waktu lalu, aku memilih "Niche" tentang dunia anak salah satunya. Kali ini aku ingin menulis tentang usia berapakah baiknya seorang anak yang hendak dimasukkan dalam pesantren. Mengingat banyak sekali kejadian miris di zaman ini yang pelakunya adalah anak-anak yang masih di bawah umur. Mereka tidak lagi malu untuk melakukan hal-hal tabu, bahkan mereka dengan bangga mengekspose di media massa.

Secara psikologi, dikatakan anak-anak saat usia mereka enam sampai dua belas tahun. Kebiasaan yang paling menonjol adalah "meniru". Sehingga pada usia ini, anak-anak cenderung meniru siapa idolanya atau siapa yang ia suka. Dunia maya yang telah masuk dalam kehidupan anak-anak zaman sekarang, membuat mereka seakan "dewasa" sebelum waktunya.

Usia yang tepat untuk memasukkan anak ke pesantren adalah usia menjelang remaja. Yakni setelah usia dua belas tahun, karena pada usia ini anak-anak telah dianggap mampu membuat pilihan dalam bertindak. Tentu saja hal ini jika keadaan lingkungannya mendukung tumbuh kembangnya.

Lain halnya jika kondisi lingkungan kurang mendukung, misal keadaan kedua orang tuanya yang sama-sama bekerja. Atau lingkungan sekitar yang dirasa membahayakan tumbuh kembang si anak. Maka dalam hal ini, orang tua yang memilih untuk memasukkan anaknya ke pesantren saat masih anak-anak, bukanlah suatu kesalahan.

Pesantren bukanlah tempat yang menjamin seseorang menjadi baik. Namun dengan masuk ke pesantren, orangtua telah memilih yang terbaik untuk anaknya. Bukan berarti pula mereka yang tidak pernah masuk ke pesantren adalah orang yang kurang baik. Justru orang tua merekalah yang sangat baik sehingga mampu mendidik anaknya tetap dalam lingkup keluarga.

Kita tidak bisa menyamakan keadaan orang lain dengan keadaan kita. Maka alangkah lebih bijak untuk tidak "menjudge" orang lain tentang apapun, terutama tentang keluarga. Cukuplah kita memperhatikan kebahagiaan keluarga kita, yang tentu dapat diwujudkan sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah SAW.

ﻭﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ: "ﺃﺭﺑﻊ ﻣﻦ ﺳﻌﺎﺩﺓ اﻟﻤﺮء: ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺯﻭﺟﺘﻪ ﺻﺎﻟﺤﺔ، ﻭﺃﻭﻻﺩﻩ ﺃﺑﺮاﺭا، ﻭﺧﻠﻄﺎﺅﻩ ﺻﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺭﺯﻗﻪ ﻓﻲ ﺑﻠﺪﻩ".
_

Diriwayatkan dari Rasululloh SAW. Bahwa beliau bersabda: "Empat (kunci) kebahagiaan seseorang adalah:
1. Istrinya sholihah (atau suami yang sholih. Sehingga tidak hanya menuntut hak, tetapi juga mengerti dan mampu memenuhi kewajiban masing-masing sebagai suami-istri).
2. Anak-anaknya baik (dengan dididik agama agar taat syariat dan berbakti kepada orangtua).
3. Berkumpul dengan orang-orang baik (agar selalu diingatkan dan dibimbing menjadi orang baik).
4. Rizkinya di daerahnya sendiri (sehingga tidak terpisah dengan anak-istri dan bisa saling menjaga agar terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan)".

Demikianlah kiranya gambaran "keluarga bahagia" yang dijelaskan oleh Nabi SAW. Kiranya masing-masing manusia memiliki kehidupan sesuai dengan apa yang digariskanNya, namun dengan tetap berusaha dan berdoa manusia dapat memilih jalan hidupnya.


Tabik,
Nganjuk 23 Nopember 2019

3 komentar:

  1. Gambaran keluarga ideal Rasulullah emang paling top ya mbak^^

    BalasHapus
  2. Niat orang tua adalah memberikan pendidikan yang terbaik untuk masa depan anak-anaknya, apapun pilihan sekolahnya.

    BalasHapus
  3. Betul ...dan kita berusaha mewujudkannya

    BalasHapus

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....