Kamis, 12 Desember 2019

Teach Like Finland(1)

Mengajar seperti Finlandia.
Buku terjemahan ini saya baca untuk memenuhi beberapa tugas. Tampilan cover yang tidak begitu menarik dengan isi yang keseluruhan adalah tulisan, membuat buku ini, sejujurnya telah lama menempati rak lemari saya tanpa tersentuh.

Beruntung saya mengikuti tantangan untuk membaca buku terjemahan, dan buku inilah yang melintas pertama kali di benak saya. Sudah lama ingin sekali mengetahui isinya, namun karena saya lebih tertarik dengan buku yang banyak warna serta gambar, maka buku "Finland" ini otomatis bertengger jadi simpanan.

Lembar demi lembar saya baca dan berusaha "menangkap" ketertarikan, namun pada bab pendahuluannya yang saya rasa sangat panjang, menjadikan "mood" ini sempat hilang. Maka saya putuskan untuk langsung membaca bab pertama tentang "Kesejahteraan".

~Bab 1 (Kesejahteraan), penulis yang berasal dari negara Amerika menemui banyak sekali perbedaan dalam hal kegiatan belajar mengajar. Dalam bab ini akhirnya penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan;

  • Jadwal istirahat otak. Dalam setiap beberapa menit, otak kita perlu diistirahatkan dari aktivitas. Jadi, sangat penting adanya waktu istirahat di sela-sela jam pelajaran. 
  • Belajar sambil bergerak. Tidak menutup kemungkinan adanya rasa jenuh selama proses pembelajaran. Jadi, diharapkan guru mampu membuat siswa lebih banyak bergerak dengan tetap memberikan pelajaran. 
  • Recharge sepulang sekolah. Maksud dari penyataan ketiga ini adalah setiap guru maupun siswa hendaklah istirahat sepulang sekolah. Tidak ada tugas maupun beban yang dibawa ke rumah, karena waktu di rumah adalah waktu santai untuk menikmati kebersamaan bersama keluarga. 
  • Menyederhanakan ruang. Dalam beberapa penelitian, disimpulkan bahwa anak-anak lebih mudah teralihkan perhatiannnya oleh lingkungan visual. Dinding yang penuh dengan hiasan atau karya, tidak dapat mewakili bahwa kelas tersebut berprestasi. 
  • Menghirup udara segar. Tidak bisa dipungkiri bahwa otak kita memerlukan energi. Nafas yang keluar berupa karbon dioksida dapat mempengaruhi kinerja otak, jika sirkulasi udara tidak diperhatikan. Jadi, anak-anak akan lebih baik dalam menerima pelajaran jika berada di luar ruangan. 
  • Masuk ke alam liar. Yang dimaksud adalah hendaknya anak-anak dikenalkan dengan alam sekitar. Mulai dari yang paling mudah dijangkau seperti menanam bunga di depan kelas, menyiram dan mencabut rumput disekitarnya. Banyak sekali manfaat yang akan diperoleh, contohnya; anak menjadi lebih semangat untuk mengenal alam, meminimalisir kesenjangan, meningkatkan gerak tubuh, serta memberikan efek positif pada psikologi setiap anak. 
  • Menjaga kedamaian. Dalam hal ini, setiap guru hendaknya membuat peraturan yang sebelumnya telah disepakati bersama siswa untuk menciptakan kedamaian di dalam kelas. Tentunya kegiatan berdiskusi atau bertukar pendapat tetap dilaksanakan pada tempat yang telah disediakan secara khusus. 
Suasana yang tenang dan damai, mampu meningkatkan daya ingat peserta didik. Tentunya hal ini menurut penelitian beberapa ahli. Sebagai tambahan, penulis menyuguhkan satu pendekatan yang sedang tren dilakukan di banyak sekolah. Pendekatan ini berupa latihan yang disebut "Kesadaran Penuh".

Setiap siswa bersama guru diharapkan mampu menghadirkan "kesadaran penuh" sebelum memulai pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan meminta siswa mendengarkan sesuatu dengan seksama. Atau meminta siswa berjalan dengan sangat pelan dan merasakan bagaimana pergerakan tubuh mulai dari tumit ke telapak kaki hingga jemari yang menapak sempurna.

Demikianlah ulasan pada bab pertama. Tentu saja saya tidak dapat membaca semuanya dengan cepat, karena setiap kalimat perlu saya pahami dengan pelan. Terimakasih, sampai ketemu di bab selanjutnya ....




1 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....