Kamis, 05 Desember 2019

Lembar Jawaban Kertas

LJK.

Pada sebagian sekolahan, ada yang masih menggunakan kertas sebagai lembar jawaban ujian, termasuk sekolahku.

Minggu ini anak-anak mengikuti ujian semesteran. Para guru pengampu mata pelajaran harus siap mengoreksi puluhan lembar jawaban untuk kemudian dibagikan kembali pada siswa saat penerimaan rapor.

Ada beberapa cara yang berbeda dari kami saat mengoreksi lembar jawaban kertas.
Pertama, guru menggunakan alat tajam, biasanya paku. Lembar jawaban ditumpuk beberapa lembar lalu bagian yang benar dilobangi. Cara ini lebih cepat, tetapi jika tumpukan LJK terlalu banyak, maka tidak akan tembus sampai ke yang bawah. Selain itu LJK jadi bolong, sehingga mengurangi estetikanya.

Cara yang kedua menggunakan mika atau pelastik yang sedikit tebal. Jawaban yang benar diberi tanda di atas mika tersebut, lalu mika ditempelkan pada LJK untuk mengoreksi. Jawaban yang salah akan nampak keluar dari yang sudah ditandai. Hal ini lebih banyak digunakan para guru meski agak menyita waktu karena harus perlembar LJK dan siswa tidak tahu jawaban mana yang benar. Kecuali jika dibahas oleh guru pengampu setelah LJK diterima siswa.

Yang terakhir, guru pengampu membuat kunci jawaban lalu mencocokkan satu persatu LJK siswa atau meminta tolong orang lain untuk membantu mengoreksi dengan kunci jawabannya dari guru tersebut. Tentu saja setiap cara ada konsekuensi yang dipilih.

Nah, begitulah kiranya cara kerja para guru yang harus mengoreksi lembar jawaban kertas. Pasti ada kisah tersendiri saat proses ini dilakukan, sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik terhadap lingkungan sekitarnya, terutama bagi mereka yang telah berkeluarga.

Tanggung jawab yang besar sebagai pendidik belum cukup hanya mengajar saja. Masih banyak lagi tugas yang harus dikerjakan seorang guru demi menemani tumbuh kembang peserta didiknya. Mengolah nilai keseharian dengan beberapa kali latihan, menerangkan dan mengulangi latihan jika dirasa kurang dipahami siswanya. Menjelaskan pada orangtua peserta didik bagiamana tumbuh kembang anaknya, dan masih banyak lagi.

Kita sebagai orangtua sekaligus guru, harus banyak bersabar dan tidak lupa untuk selalu mendoakan anak-anak kita beserta keluarganya. Demikian pula jika kita adalah wali dari siswa tersebut, dukung dam doakan selalu guru-guru anak kita tanpa adanya penekanan atau tuntutan bagi kedua belah pihak. Salam.

Jika tidak karena matahari, bulan tidak bercahaya. Jika tidak karena guru, kita semua tidak akan berjaya.

2 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....