Minggu, 01 Desember 2019

K.H.D. Zawawi Imran

Pertemuanku dengan beliau benar-benar suatu takdir. Dalam simposium launching sebuah buku karya teman-teman, panitia mengundang beliau sebagai tamu istimewa yang datang jauh dari tanah Madura ke tepian laut daerah Lamongan.

Acara diawali dengan tampilan adik-adik banjari, lalu tilawah, disusul dengan pembacaan surat Al-Waqi'ah serta shalawat Nariyah serentak. Hadir pula direktur sekaligus pembimbing para penulis, yaitu Ning Nisaul Kamilah, M.Si yang antologinya berjudul "Petrichor" resmi hari itu tercetak 2000 eksemplar.

Abah Zawawi, begitu kami memanggilnya. Beliau mengatakan bahwa seorang penulis itu tidak akan pernah mati. Dan tugas dari seorang sastrawan adalah menemukan kata-kata yang indah serta mengabadikan sejarah. Beliau membacakan puisi "Koruptor" dan "Shalawat" yang masih segar dalam ingatan beliau.
~Buah delima, buah mentor
~Karung goni membungkus nangka
~Syarat utama menjadi koruptor
~Harus berani masuk neraka.

Di atas itu, hanya satu bait dari puisi "Koruptor" karya beliau. Hadirin yang mendengar dibuat takjub hingga meneteskan airmata. Beliau dengan sugudang penghargaan masih semangat mencipta karya di usia yang sudah senja. Semoga Allah memanjangkan usianya dalam kesehatan yang sempurna, aamiin.

Pesan beliau, puisi atau apapun karya yang baik itu datang dari hati. Hati yang bersih dan pikiran yang jernih, serta mencintai kehidupan yang telah diberikan Tuhan padanya,  akan mengantar seseorang mampu menangkap keindahan alam disekitarnya. 

Ingatlah pula, bahwa kita adalah anak dari ibu kita. Sehingga karya yang terlahir adalah karya dari anak ibu kita. Anak seorang ibu tidak mungkin membuat suatu hal yang tidak disenangi oleh ibunya. Dan keberhasilan seseorang itu, 25% persen ditentukan oleh bakat, yang 75% nya adalah atas usahanya.

Beliau juga mengutip syair dari Imam Syafii, Man jadda wajada atau jika dijabarkan adalah "Bersungguh-sungguh dengan ketabahan vitalitas yang kuat itu dapat mendobrak semua ketidakmampuan". Dan ingatlah, bahwa karya yang baik itu adalah karya yang belum lahir. Jika ia terlahir, maka ia harus lahir dari hati yang bersih.

Hati yang bersih dapat dimulai dengan memaafkan semua hal yang menyakitkan atau melukai hati. Lalu mendoakan semua makhluk yang kita jumpai di alam ini. Dan terakhir, bersihkanlah hati dengan perbanyak sedekah, apalagi pada mereka yang membutuhkan. Tabik.


Lamongan, 1 Desember 2019
Puisi yang bagus adalah yang bisa membuat menangis pendengarnya, karena ia lahir dari hati yang bersih. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....