Jumat, 11 Oktober 2019

Azazil-sang pembangkang

Sang Pembangkang

"Tahukah kalian, siapa azazil itu?" Tanya bu guru saat itu.
"Tidak tahu ..." serempak kami menjawabnya.
"Dahulu kala, saat penciptaan manusia pertama, Allah memerintah para malaikat, termasuk azazil untuk bersujud tanda penghormatan untuk Adam. Semuanya bersujud kecuali Azazil ini. Karena dia merasa lebih terhormat karena diciptakan dari api. Maka dia berani membangkang dan membuat Allah murka. Sejak saat itulah dia disebut Iblis, si pembangkang. Na'udzubillah min dzalik"

Kami yang antusias mendengar cerita dan masih mengenakan mukena selepas jamaah maghrib, tiba-tiba dikejutkan oleh suara erangan dari arah belakang.
"Hentikan. Heemm ... Hhmm.. Hentikan ocehanmu! Hhmm ... Siapa kamu berani bicara tentang kami! Hhmm ..." Suaranya besar dan mengerang, sangat menakutkan.

Sontak kami semua berhamburan panik karena takut. Namun, bu guru dengan bahasa isyarat menyuruh kami tenang dan menjauh dari teman kami itu. Bu guru memegang pundaknya,
"Endang, istighfar ... Aataghfirullahal'adziim ..." Bu guru memegangi tangannya yang mulai meronta.
"Diaaaaaam ... Hhmm ..." Nampak ia berusaha menutup telinganya karena bu guru terus melafalkan dzikir dan doa-doa.  Kaki Endang malah menendang-nendang bu guru sampai akhirnya dikempit di antara kaki bu guru.

"Anak-anak baca ayat kursi yang keras."
Spontan kami pun membacanya dengan nyaring sambil memperhatikan teman kami yang sudah menggelepar di lantai, setelah bu guru mengusapkan air pada muka, tangan dan kaki Endang. Air itu sebelumnya di dekatkan pada mulut bu guru lalu dibacakan doa.
Endang yang sudah pingsan akhirnya dibopong masuk ke ruangan bu guru dan di tunggu oleh dua orang teman. Kami melanjutkan kajian yang sempat terputus tadi.

"Tidak apa-apa ya, tadi itu biasa. Mungkin Endang pas lagi tidak sholat ya?"
"Iya, Bu."
"Oh, makanya. Ya sudah kita lanjutkan lagi. Saat Azazil dimurkai oleh Allah, dia bersumpah akan menggunakan anak cucu adam sebagai temannya di neraka, tentu saja kecuali mereka yang berbuat baik, mau sholat, mengaji, dan patuh pada orang tuanya. Anak-anak mau jadi teman iblis?"
"Tidak, Bu ..."
"Nah, berarti harus jadi anak yang baik ya ... Pertemuan besok, Bu guru akan menceritakan tentang kenapa Adam dan Hawa diturunkan ke bumi."
"Asyik ..." Jawab anak-anak serentak.
Dan kajian pun harus terhenti karena azan Isya telah berkumandang.

Bu guru menghampiri Endang yang sudah siuman. Mereka bicara serius dan terlihat tangan bu guru mengusap-usap kepala Endang. Setelah itu kami pun berjamaah.

5 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....