Kamis, 17 Oktober 2019

Cacar Air

Anak Pondok

Semalam selepas sholat Isya, tiba-tiba ada pesan singkat masuk ke gawai dari pondok tempat anakku menuntut ilmu. "Bu, ini putranya terkena cacar air. Mau tetap di pondok apa di bawa pulang?"

Seketika langsung ingatanku melayang saat aku dulu juga pernah mengalami sakit cangkrangen ini. Pusing, letih dan lesu saat pertama datang demam. Belum lagi rasa gatal yang sangat di sekujur tubuh. Maka  tanpa basa basi lagi, langsung kujawab pesan pemberitahuan dari pengasuh itu bahwa besok akan kami jemput.

Sebelum sampai pondok, sempat kutanyakan pada teman-teman apa obat alami untuk cacar air ini. Dan mereka menyarankan, bahkan memberi langsung padaku obatnya, yakni daun Binahong. Tidak cukup itu saja, bahkan ada yang memberi daun Kelor dan daun Sirih. Semua bisa digunakan untuk mandi atau ditumbuk lalu dioleskan ke seluruh tubuh.

Bersyukur, anakku terlihat baik-baik saja. Meski banyak sekali bintil-bintil cacar di tubuhnya, tetapi dia tetap ceria dan nafsu makannya pun baik. Sebelum pulang, dia bercerita bahwa jajannya telah dibagikan ke teman-teman dan dia mengajak untuk membeli beberapa makanan di dekat pondoknya.

Hal yang paling disyukuri seorang ibu itu adalah kebahagiaan anaknya. Meskipun awal mondok dulu pasti ada tangisan antara ibu dan anak, namun peraturan untuk tidak sambang dahulu sebelum 41 hari itu sungguh sangat efektif. Hati ibu maupun anak, sama-sama bisa saling mengikhlaskan dan legowo. Karena bagaimanapun, anak itu ibarat anak panah yang siap diluncurkan dari busurnya. Tugas orangtua hanya mengarahkan, mendukung, dan mendoakannya. Semoga engkau memberi manfaat bagi zamanmu nak, aaamiiiin ....





5 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....