Sabtu, 26 Oktober 2019

ARTROPODA

Aku, si kaki delapan.


Aku sungguh iri pada mereka, sekaligus marah pada diriku sendiri. Ingin sekali kupatahkan saja kaki-kaki brengsek lemah ini. Lalu kulempar pada mata mereka yang buta terhadapku. Atau kumuntahkan saja isi perutku untuk menutup mulut mereka yang mengumpat tentang keberadaanku.

Aku tak suka melihat mereka bergerak bebas, berlarian kesana-kemari, bahkan mereka juga terbang ke angkasa. Sedangkan aku? Langkahku terbatas, tubuhku kecil dan lemah. Tak sanggup berlari, tak sanggup memikul beban berat, apalagi terbang ke udara. Dan, aku tinggal ditempat gelap gulita ini, di rumahku yang tidak kokoh.

Berhari-hari aku merasa jengkel pada diri sendiri, hingga suatu ketika tersiar kabar dari kafilah dagang yang lalu lalang di depan rumahku, bahwa telah datang seorang manusia pilihan pembawa risalah dan peringatan dari Tuhan bagi manusia yang sudah semakin liar saja. Aku pun bersuka cita mendengarnya, dan melupakan kesedihanku selama ini.

Tepat beberapa hari setelah kabar dari para kafilah itu, tiba-tiba masuk padaku bisikan yang mengabarkan bahwa manusia pilihan itu akan segera datang ke tempatku. Aku tersenyum. Dan alangkah bahagianya hari itu.

Aku sendiri menyaksikan dia masuk bersama temannya. Lalu temannya itu menyobek baju bagian bawah dan menutup lubang-lubang yang ada di tempatku, lalu mempersilahkan manusia istimewa itu meletakkan kepalanya untuk beristirahat di pengakuannya.

Aku dengan sigap membangun rumah baruku di depan pintu dan berhasil mengecoh para pengejar hingga mereka tidak berhasil menemukan apa yang mereka cari. Namun naas, kaki temannya terpatuk ular yang keluar dari salah satu lubang yang luput ia tutup.

Kesakitan yang ditahannya menyebabkan airmata menitik jatuh ke wajah manusia istimewa itu hingga ia terbangun. Namun jawaban dari sahabat setianya, sungguh membuatku berbangga dapat bertemu mereka berdua, "Aku takut jika sampai membangunkanmu, karena perjalanan kita sangat berat."

Saat itu aku mendengar, sang reptil mengaku marah dan mematuk kaki sahabatnya itu karena ternyata, ia pun sangat ingin mengetahui wajah dari manusia pembawa risalah Tuhan. Namun semua lubang rumahnya telah tertutup rapat dan menyisakan satu. Setelah mengetahui bahwa yang digigit itu sahabat setianya, ia pun sangat menyesal karenanya.

Atas izin TuhanNya, usapan lembut tangan manusia pilihan itu mampu menghapus seluruh rasa sakit serta bekas gigitan ular di kaki sahabatnya. Dan aku yang menyaksikan semua keajaiban itu, berjanji dengan bangga akan menceritakan kisah ini pada semua keturunanku.

Yakni kisah tentang seorang Rasul dan sahabatnya yang bersembunyi di Goa Tsur dari kejaran kafir Quraisy yang hendak membunuh mereka. Dengan adanya sarang laba-laba di pintu goa, mereka mengira tidak mungkin ada seseorang yang masuk ke dalam goa tersebut.

Kini, aku sangat bersyukur. Meskipun aku kecil dan lemah, namun namaku diabadikan sebagai nama salah satu Surat dalam kitabNya. Dan meskipun rumahku paling rapuh diantara semua bangunan, namun  rumah itu pernah menyelamatkan manusia pilihan. Dan dijadikan pula sebagai perumpamaan dalam kalamNya.


Aku dari keluarga Artropoda


1 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....