Selasa, 29 Oktober 2019

Rel Berdarah (1)

Dia mengatakan akan ada acara di keluarganya nanti malam. Jadi, setelah pembagian kelompok, dia tergesa-gesa untuk segera pulang.
"Sampai bertemu besok, hati-hati di jalan ya." Ucapan itu reflek kami ucapkan mengantar kepergiannya dengan lambaian tangan.

Ia mengangkat telepon yang sejak tadi berdering sambil berlarian kecil ke arah parkiran. Senyumnya yang indah nampak menghiasi bibir selama percakapan dengan seseorang yang mungkin istimewa baginya. Karena belum selesai bicara, ia selipkan gawai diantara jilbab dan helm dengan menaiki sepeda motornya.

Jalanan nampak lenggang, antrian kendaraan untuk menyeberang ke jalan utama tidak terlalu padat. Karena telah selesai bicara, ia pun mengambil gawai dari selipan helm dan memasukkannya ke dalam tas ransel yang di bawanya.

Lamat-lamat ia mendengar suara orang berteriak. Semakin keras dan keras. Namun kesadarannya tertutup oleh bunyi peluit yang memekakkan telinga. "Theeeeet...." Ia tidak sadar jika sepedanya berada di atas rel kereta api dan ular besi itu menghantamnya sangat kuat. 

Tubuhnya terpental beberapa meter kedepan dan sepeda motornya hancur berantakan. Kereta mendecit berhenti paksa setelah beberapa meter dari kejadian. Namun setelah dipastikan bahwa yang hancur hanya sepedanya, kerata pun melanjutkan perjalanannya.

Semua orang berkerumun. Tubuh yang terpelanting keras itu menghantam trotoar,"Buum". Helmnya hancur namun kepalanya tidak terluka. Hidung dan telinganya mengucurkan darah hingga membasahi jilbab putihnya. Dari gawainya, seseorang menghubungi teman lelakiku karena namanya ada di urutan paling atas panggilan hari ini.

Setelah sempat di larikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong lagi meski sudah mendapat perawatan yang insentif. Orangtuanya tidak bisa menerima hal itu dan menyalahkan teman lelakiku karena ia yang terakhir menelpon anaknya. Dan nanti malam adalah acara pertemuan keluarga dengan pihak lelaki yang hendak dikenalkan padanya. Lalu kecelakaan itu, murni kah? 

#Bersambung ....

2 komentar:

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....