Tak tau kemana hendak melangkah
Bersungut
Diam, meninggalkan tawa
Tak juga berkata
Tak juga bekerja
Bimbang,
Datang memecah hati
Menghambat langkah kaki
Berayun kesana kemari
Bagai tarian embun di daun talas
Terkoyak oleh angin
Jatuh menapak bumi, lenyap
Bimbang,
Kemana hendak menimbang
Pada Tuan kah, empunya angan
Menggapai fajar harapan
Melepas senja masa silam
Berguling pada debu penyucian
Mengharap lahir semangat juang
Bimbang,
Bagai gerbong kehidupan
Yang tak nampak dari luar
Namun remang pula di dalam
Tak sama kisahnya
Tak sama lakonnya
Namun sama akhir tujuannya
Jawablah Tuan
Kenapa hati masih bimbang
Tak adakah jawaban
Yang pasti tuk menimbang
Tuk mengambil kepastian
Agar selamat sampai tujuan
Kereta kehidupan
Melaju lurus, meliuk dan sampai.
Akhir tujuan
Mengharap, meniti hati-hati, selamat.
Pergi untuk kembali, pulang
Mengharap kehidupan abadi.
Bimbang,
Kemana hendak menimbang
Pada Tuan kah, empunya angan
Menggapai fajar harapan
Melepas senja masa silam
Berguling pada debu penyucian
Mengharap lahir semangat juang
Bimbang,
Bagai gerbong kehidupan
Yang tak nampak dari luar
Namun remang pula di dalam
Tak sama kisahnya
Tak sama lakonnya
Namun sama akhir tujuannya
Jawablah Tuan
Kenapa hati masih bimbang
Tak adakah jawaban
Yang pasti tuk menimbang
Tuk mengambil kepastian
Agar selamat sampai tujuan
Kereta kehidupan
Melaju lurus, meliuk dan sampai.
Akhir tujuan
Mengharap, meniti hati-hati, selamat.
Pergi untuk kembali, pulang
Mengharap kehidupan abadi.
![]() |
Dan semua memiliki jalan pulang. |
Bimbang, goyang, cari pengangan😁👍
BalasHapusHahaa .. Lagi suntuk
BalasHapusKehidupan abadi,....dalem sih endingnya. Tetap menginspirasi, mbak.
BalasHapusPaling suka dengan puisi yang subject atau topik utamanya di sembunyikan namun tetap bisa di rasionalkan dengan akal. Mantav sih ini...
BalasHapusTerimakasih semuanya 🙏😂
BalasHapusPergi untuk kembali pulang
BalasHapusMerinding pas baca ini, ingat bekal