Senin, 28 Oktober 2019

Jalan A.Yani

Jika kau berada di Surabaya, lewatlah jalan A. Yani. Di jalan itu, berdiri sebuah bangunan Perguruan Tinggi yang cukup tua. Gapura di depannya berdiri kokoh berwarna hijau muda. Nampak menara di samping gapura itu sekaligus memperindah mesjid Ulul Albab yang  sangat teduh pelatarannya.

Sayangnya, sebelum masuk gapura indah itu, engkau harus melewati rel kereta api yang tidak berpalang. Disitulah banyak sekali menelan korban. Baik itu murni kecelakaan, atau ada seseorang yang bunuh diri dengan menabrakkan dirinya pada kereta api. Sungguh naas, namun hal ini sering kali terjadi.

Siang itu, kami menyaksikan sendiri seorang laki-laki paruh baya yang melompat ke atas rel saat kereta api melintas cepat. Spontan saja semua berteriak histeris. Gerak kereta yang sangat cepat itu memotong tubuhnya menjadi potongan tak beraturan. Dan darah muncrat kemana-mana.

Tubuhnya hancur hingga sulit diidentifikasi bagian tubuh yang mana. Darah dan seluruh isi kepala maupun perut berhamburan tercecer hingga ke jalan raya, hingga tidak sedikit dari kami yang muntah-muntah saat melihatnya. Kami menyebutnya "Rel berdarah".

Rel tanpa plang itu sering dijaga oleh satpam yang sengaja dipekerjakan oleh pihak kampus. Namun, ada dua arah penyeberangan yang tidak berpalang, sehingga kejadian yang hampir sama tidak bisa dielakkan. Sama seperti yang terjadi pada teman kami. Selesai jam kuliah, ia segera berpamitan pada kami karena hendak ada acara di rumahnya nanti malam.

"Sampai jumpa besok ya, hati-hati." Itu yang kami ucapkan padanya saat itu. Dia tersenyum dan melambaikan tangan. Dari parkiran, dia mengenakan helm dan menstater motor sambil menfangakat telpon dari seseorang. Gawai ditaruhnya di dalam lipatan jilbab bagian telinga dan terhimpit oleh helm. Sambil terus mengendarai motor dengan kecepatan sedang.

Nampak ia mengakhiri teleponnya, karena jalanan nampak lenggang kali itu, ia menghentikan laju motor dan mengambil gawainya dari telinga, hendak ia masukkan ke dalam tas. Ia tidak sadar kalau sedang berhenti di atas rel. Karena lenggang dan hanya beberapa penjual saja di sekitarnya, ia pun tak menyadari kalau ada kereta api yang hendak melintas, dan itu di jalur tempat ia berhenti. Lalu?


#Bersambung ....




2 komentar:

  1. 🙈 jadi ingat laka kerapi di Moxer dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga sekali lihat n bayangan itu kebawa sampai sekarang 😱😭

      Hapus

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....