Senin, 14 Oktober 2019

Sc

Sectio Caesarea 

Adalah dua orang kakak beradik yang terlahir dengan jarak yang lumayan dekat, enam belas bulan. Vina, sang kakak. Dan Vani, sang adik. Mereka tidak pernah akur walaupun semuanya sama, dari pakaian, sepatu, sampai mainan pun sama. Meski terkadang beda warna atau corak untuk membedakan kepemilikan.

Setiap saat, ibu mereka berpesan kepada sang adik supaya mengalah pada kakaknya, karena memang kondisi Vina lebih rapuh, sering sakit bahkan pingsan. Sang adik merasa ibunya tidak adil padanya, karena ia selalu saja diminta untuk mengalah.

Keduanya bersekolah di tempat yang sama sampai akhirnya masuk perguruan tinggi yang sama pula. Merasa tidak cocok dengan kepribadiannya, Vani memberontak untuk menolak  mengambil kuliah yang sama dengan kakaknya di bidang pendidikan. Ibu menasihati Vani agar tetap mengikuti keinginan orang tua dan menemani Vina, kakaknya.

Sampai pada akhirnya Vina bertemu jodohnya saat semester tiga dan pindah kuliah ke tempat yang dekat dengan suaminya. Lalu, karena kehamilan yang payah, Vina memutuskan untuk cuti satu tahun. Sedangkan Vani tetap meneruskan kuliahnya. Ketika semester lima, sang adik menemukan jodohnya dan keduanya pun mengadakan perayaan/walimahan bersama. Karena sebelumnya Vina hanya melakukan akad tanpa resepsi.

Kehidupan rumah tangga keduanya berjalan sebagaimana adanya. Vina masih meneruskan kuliahnya meskipun sedikit tersendat. Sedangkan Vani telah lulus dan mengajar di Sekolah Dasar. Suatu ketika, sang kakak mengalami sakit perut yang sangat pasca operasi ketiganya. Tidak ada yang tahu apa penyebab pastinya. Namun, diperkirakan masuknya makanan bertekstur keras pasca operasi. Operasi pertama dan kedua, dokter menyarankan tidak boleh makan atau minum sebelum pasien bisa "buang gas". Sedangkan pada operasi ketiganya, dokter mengatakan tidak apa-apa langsung makan atau minum meskipun belum "buang gas".

Hingga akhirnya, ajal pun menjemput. Dengan meninggalkan tiga putrinya yang masih kecil. Vani sebagai adik, barulah ia menyadari mengapa dari dulu ibunya selalu berpesan supaya mengalah untuk kakaknya, Vina. Dan tidak ada penyesalan yang datangnya di awal.

Maka Vani memutuskan untuk terus mengabdikan dirinya sebagai guru, yang mampu membimbing anak-anak untuk mengerti tentang agama, tentang membaca dan mencintai Alquran, serta mengenal negaranya, sebagaimana cita-cita kakaknya dahulu. Dan takdir memang selalu yang terbaik. Andai dia tidak mau lagi kuliah, andai dia tetap membenci kakaknya, andai dia terus membangkang pada orangtuanya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pribadi Hebat

Pikiran sehat adalah pribadi yang sehat         Buku Pribadi Hebat ditulis oleh Prof. Dr. Hamka dengan penerbit Gema Insani....